Solusi Pengurai Sampah Organik dan Pilar Edukasi Lingkungan Desa Makarti Jaya

Desa Makarti Jaya kembali menunjukkan komitmennya dalam membangun lingkungan yang bersih dan berkelanjutan melalui pengembangan budidaya maggot (Black Soldier Fly atau BSF) yang akan dijalankan di kawasan eduwisata Harmoni Makarti. Budidaya ini tidak hanya berfungsi sebagai sarana edukasi, tetapi juga menjadi bagian penting dari sistem pengelolaan sampah terpadu berbasis desa.

Salah satu tantangan utama yang dihadapi desa-desa berkembang adalah pengelolaan sampah organik yang setiap hari dihasilkan dari rumah tangga dan kegiatan pertanian. Melalui Tempat Pengolahan Sampah Reduce-Reuse-Recycle (TPS 3R) yang telah beroperasi di Desa Makarti Jaya, limbah organik dikumpulkan dan dipilah. Sampah organik inilah yang kemudian dimanfaatkan sebagai pakan alami bagi larva maggot, menciptakan siklus penguraian yang ramah lingkungan dan efisien.

Maggot BSF dikenal sebagai agen biologis yang mampu mengurai sampah organik dalam waktu singkat, tanpa menimbulkan bau menyengat. Proses ini tidak hanya mengurangi volume sampah secara signifikan, tetapi juga menghasilkan biomassa bernutrisi tinggi yang dapat digunakan sebagai pakan alternatif untuk ikan, ayam, dan unggas lainnya.

Lebih dari itu, budidaya maggot di Harmoni Makarti dirancang sebagai sarana edukatif. Pengunjung eduwisata, mulai dari pelajar hingga petani, dapat menyaksikan langsung proses budidaya maggot dari awal hingga akhir, sekaligus belajar tentang konsep ekonomi sirkular dan pertanian ramah lingkungan. Edukasi ini menjadi upaya penting dalam menanamkan kesadaran sejak dini mengenai pentingnya pengelolaan sampah dan ketahanan pangan lokal.

Dengan sinergi antara TPS 3R, kawasan eduwisata, dan masyarakat desa, budidaya maggot di Harmoni Makarti diharapkan menjadi model integrasi lingkungan dan pemberdayaan komunitas yang dapat direplikasi di wilayah lain. Ini adalah langkah nyata Desa Makarti Jaya dalam mewujudkan desa mandiri, sehat, dan berdaya saing di bidang lingkungan dan pertanian berkelanjutan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *