Di tengah teriknya matahari siang, para anggota Kelompok Tani Pu’uhulu Samaturu menghentikan sejenak aktivitas mereka. Hari itu, mereka tengah melakukan pembukaan lahan baru—sebuah langkah awal penuh semangat untuk memperluas usaha tani hortikultura mereka.
Lelah mulai terasa, namun tawa tetap mengiringi langkah menuju sebuah pondok sederhana yang berdiri di pinggir lahan. Di sanalah mereka berteduh, duduk di bangku-bangku kayu seadanya, sambil menikmati semangkuk bubur kacang hijau hangat yang disuguhkan oleh ketua kelompok.
Hidangan sederhana itu terasa istimewa—menjadi pelepas lelah, pemulih tenaga, dan simbol perhatian di tengah kerja keras. Dalam suasana santai itu, obrolan ringan tentang rencana tanam dan impian masa depan pertanian mereka pun mengalir alami. Di balik kesederhanaan, terpancar semangat gotong royong dan rasa kekeluargaan yang menjadi kekuatan utama kelompok ini dalam membangun kemandirian.