Kelompok Wanita Tani (KWT) Tadelufu adalah salah satu kelompok wanita dari Desa Makarti Jaya, binaan PT Hengjaya Mineralindo yang saat ini terus mengembangkan usaha budi- daya jamur tiram sebagai salah satu upaya meningkatkan ketahanan pangan dan kemandirian ekonomi. Dengan semangat kebersamaan, anggota KWT telah berhasil mengelola proses budidaya jamur tiram mulai dari pembuatan baglog, perawatan, hingga panen. Hasil panen tidak hanya untuk konsumsi pribadi tetapi juga telah mulai dipasarkan ke masyarakat sekitar.
Budidaya jamur tiram semakin diminati oleh banyak kelompok tani dan pengusaha agribisnis. Dengan tingginya minat masyarakat terhadap pangan sehat dan bergizi, peluang pasar jamur tiram masih terbuka lebar. Produk ini tidak hanya dikonsumsi sebagai sayuran segar, tetapi juga diolah menjadi aneka produk turunan seperti keripik jamur, sate jamur, dan abon jamur. Jamur tiram memiliki nilai ekonomi tinggi karena kandungan gizinya yang kaya, seperti protein, serat, dan antioksidan. Permintaan jamur tiram terus meningkat, baik dari konsumen rumah tangga, restoran, hotel, hingga industri makanan olahan. Kesadaran masyarakat akan pola hidup sehat mendorong meningkatnya permintaan produk pangan organik, termasuk jamur tiram. Dengan demikian, budidaya jamur tiram menjadi peluang bisnis yang menguntungkan, terutama di daerah yang memiliki akses pasar luas.
Dalam implementasinya, budidaya jamur tiram memiliki beberapa keunggulan seperti biaya produksi yang relatif rendah terutama jika petani dapat membuat media tanam atau baglog sendiri. Siklus panen jamur tiram juga berbeda dengan tanaman sayur atau buah- buahan. Panen pertama bisa dilakukan dalam waktu 30 – 40 hari setelah penanaman, yang mana setiap media tanam atau baglog dapat dipanen 3 – 4 kali. Selain itu, budidaya jamur tiram tidak membutuhkan lahan yang luas serta ramah lingkungan